Sebelum kucing keluar rumah tanpa pengawasan, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan oleh pemilik. Selain memastikan kucing dalam kondisi sehat, langkah seperti melengkapi kucing dengan kalung identitas atau microchip bisa membantu jika kucing tersesat....
Vaksin Kucing 101, Penjelasan Penting Bagi Pemilik Kucing
Kucing peliharaan sudah menjadi bagian dari anggota keluarga kita. Kalau mereka sehat dengan lari kesana kemari membuat kita turut senang, namun kalau mereka sakit juga dapat membuat hati kita sedih.
Pemberian makanan yang bernutrisi telah kita berikan setiap hari serta kita selalu menjaga dia agar terus berada di dalam rumah. Tapi apakah itu cukup untuk membuat kucing tetap sehat? Apakah pemberian vaksin kucing tetap perlu dilakukan? Seberapa penting pemberian vaksin kucing itu? Apa saja vaksin kucing yang perlu diberikan jika kita memutuskan kucing untuk divaksin kelak? Lalu berapa biaya untuk satu kali pemberian vaksin kucing?
Sobat dokterpet bisa tahu itu semua dengan membaca ulasan yang telah dokterpet siapkan di bawah ini!
Kucingku sehat kog, apakah masih perlu pemberian vaksin kucing?
Jangan tunggu kucingmu sakit hingga dirawat baru terlintas pemikiran untuk memberikan vaksin kucing. Ketika kucing sehat itulah waktu yang terbaik untuk memberikan vaksin kucing. Selain itu kucing yang sakit tidak dapat diberikan vaksin, karena vaksin kucing tidak akan efektif bekerja.
Pada awalnya, anak kucing memiliki imunitas yang ia dapatkan dari sang induk melalui asi. Namun seiring bertumbuhnya si anak kucing maka lambat laun imunitas alami yang ia peroleh dari sang induk perlahan menghilang. Untuk itulah dibutuhkan sesuatu yang dapat menjaga agar imunitas tubuh kucing tetap terjaga, yaitu melalui pemberian vaksin kucing.
Baik anak kucing maupun kucing dewasa tetap harus diberikan vaksin. Durasi pemberian vaksin kucing pada anak kucing berbeda dengan kucing dewasa. Anak kucing lebih banyak mendapatkan vaksin dibandingkan kucing dewasa karena imun tubuh mereka masih dalam tahap pertumbuhan. Selain itu anak kucing lebih rentan terkena penyakit.
Untuk mengetahui jenis vaksin kucing yang harus diberikan, serta seberapa sering kucing harus divaksin bisa kamu konsultasikan ke dokter hewan kepercayaanmu.
Selain itu kucing yang belum divaksin sebaiknya jangan dibiarkan berkeliaran di luar rumah maupun dibawa ke petshop untuk grooming sebab petshop merupakan salah satu tempat dimana banyak berkumpulnya kucing-kucing lain yang kita tidak tahu riwayat kesehatannya: apakah mereka sehat atau tidak, membawa bibit penyakit atau tidak? Sehingga nantinya bisa menularkan penyakit tersebut ke kucing kita.
Jangan lupa baca juga:
Kalau begitu, ada berapa banyak vaksin kucing yang harus diberikan?
Vaksin kucing dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
- Vaksin Inti
- Vaksin Non-Inti
a. Vaksin Inti
Merupakan jenis vaksin kucing yang diberikan untuk mencegah penyakit umum yang banyak diderita oleh kucing.
Vaksin inti diberikan untuk penyakit Feline herpesvirus (FHV-1), Feline calicivirus (FCV), Feline panleukopenia (FPV), serta rabies.
Sedangkan sebagian dokter hewan lainnya turut memasukkan vaksin Feline leukemia (FeLV) ke dalam vaksin kucing inti.
1. Feline herpes virus (FHV-1)
Penyakit ini juga dikenal dengan nama feline viral rhinotracheitis (FVR) yang sangat berbahaya dan menular yang menyerang saluran pernafasan atas pada anak kucing maupun kucing dewasa.
Kucing yang terkena FHV-1 mempunyai gejala mata yang memerah, hidung tersumbat dan bersin-bersin.
2. Feline calicivirus (FCV)
Penyakit yang juga menular yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas juga bisa mengakibatkan pneumonia pada anak kucing dan kucing dewasa.
Gejalanya dapat seperti hidung yang suka bersin, demam, hidung tersumbat, meneteskan air liur terus menerus, gusi memerah, bahkan pembengkakan pada lidah dan lapisan mulut.
3. Feline panleukopenia (FPV)
Dikenal juga sebagai feline parvovirus yang tingkat penularannya sangat tinggi. Penyakit ini dapat mengakibatkan muntah, badan lemas, demam, diare berdarah hingga kematian.
4. Feline leukemia (FeLV)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan sifatnya terus menerus. Hingga sampai saat ini belum ada obatnya sehingga sebagian besar dokter memasukkan vaksin kucing FeLV ke dalam vaksin kucing inti.
5. Rabies
Penyakit rabies ini ditularkan melalui gigitan dan bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Virus rabies juga dapat menyerang manusia. Jadi, bagi sobat Dokterpet yang mempunyai kucing yang suka menggigit hati-hati ya.
Sehingga di negara bagian tertentu seperti halnya di Amerika, pemberian vaksin rabies untuk kucing sifatnya wajib diberikan.
b. Vaksin Non-Inti
Jenis vaksin kucing yang hanya diberikan untuk mencegah penyakit tertentu pada kucing. Pemberian vaksin kucing non-inti ini untuk penyakit seperti feline immunodeficiency virus (FIV), chlamydia felis, dan bordetella bronchiseptica (kennel cough).
1. Feline immunodeficiency virus (FIV)
Penyakit ini menyerang imun tubuh sehingga kucing gampang sakit dengan penyebarannya melalui gigitan kucing yang sudah terinfeksi sebelumnya. Jadi usahakan agar kucingmu tidak terlalu sering keluar rumah atau kamu ada disampingnya mengawasi ketika kucingmu berada di luar rumah.
2. Chlamydia felis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia conjungtivitis yang menyebabkan kucing mengalami mata merah, kotoran mata banyak terlihat di sekitar area mata sehingga menyebabkan mata sulit untuk dibuka serta infeksi saluran pernafasan atas ringan pada kucing.
3. Bordetella bronchiseptica (kennel cough)
Penyakit ini menyerang tenggorokan dan saluran nafas bagian atas yang dapat ditularkan melalui kontak langsung. Hewan yang hidup di dalam penampungan atau yang tinggal dengan hewan lain dalam jumlah banyak rentan kena penyakit ini.
Penyakit ini dapat menular ke hewan lain dan juga ke manusia.
Artikel menarik lain:
Kapan aja sih kucing perlu divaksin?
Di bawah ini ada jadwal kapan kucing harus divaksin.
Umur | Vaksin Inti | Kemungkinan Tindakan Lain |
6-8 minggu | FVRCP | Obat cacing, tes FeLV/FIV |
9-11 minggu | FVRCP booster, FeLV | Obat cacing, pencegahan kutu |
12-15 minggu | FVRCP booster, FeLV | Obat cacing |
16-20 minggu | FVRCP final booster, Rabies | fecal exam, tes FeLV/FIV |
Untuk kucing dewasa yang usianya diatas 4 bulan yang belum diketahui sudah divaksin atau belum maka vaksin kucing inti akan diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 3-4 minggu.
Apakah vaksin kucing hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup saja?
Kucing ketika lahir mendapatkan imunitas sementara dari asi yang ia minum. Imunitas pasif ini dapat bertahan pada minggu-minggu awal setelah kelahiran karena sistem imun tubuh belum berkembang. Agar terus terlindung dari serangan penyakit maka kucing harus sudah memproduksi sistem imun aktif miliknya sendiri yang bisa bertahan sampai lama.
Sayangnya karena sistem imun pasif bisa menghilang sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi maka pemberian vaksin dalam rentang waktu tertentu akan mendorong imun dalam tubuh kucing untuk terus aktif. Setidaknya kucing sudah diberikan 2 kali vaksin yaitu sebelum ia kehilangan imun yang didapat dari induknya dan sebelum ia terpapar oleh penyakit.
Kalau cuma sekali vaksin aja gimana? Bisa nggak?
Ya bisa saja jika sobat dokterpet hanya ingin kucingnya divaksin sekali untuk alasan tertentu, tapi pemberian vaksin kucing yang hanya sekali tidak menjamin imun aktif dalam tubuh kucing akan bertahan untuk waktu yang lama.
Pengecualian untuk vaksin rabies yang cukup diberikan hanya sekali dan bisa bertahan untuk waktu yang lama.
Kalau begitu, vaksin kucing yang diberikan bisa bertahan sampai berapa lama di dalam tubuh kucing?
Sobat dokterpet yang telah menjalankan daftar vaksin kucing diatas, selanjutnya akan tetap membawa kucingmu ke dokter hewan untuk diberikan vaksin tambahan sebagai suntikan booster setahun sekali. Agar sobat dokterpet tahu jadwal suntik vaksin berikutnya, maka dokter hewan akan memberikan sebuah buku catatan yang harus disimpan oleh sobat dokterpet dengan baik dan dibawa ketika sudah waktunya suntik vaksin kucing lagi.
Apakah setelah pemberian vaksin kucing menimbulkan efek samping ke kucing?
Efek samping dari vaksin kucing bisa saja terlihat pada kucing mulai dari efek samping yang ringan, hingga yang parah. Efek samping yang dirasakan oleh kucing akibat pemberian vaksin kucing antara lain:
- Badan menjadi lesu.
- Deman ringan.
- Rasa sakit pada bagian yang disuntik.
- Muntah.
- Kucing kehilangan nafsu makan.
- Diare.
- Muka menjadi bengkak.
- Gatal-gatal di sekujur tubuh.
- Mengalami shock.
- Kesulitan dalam bernafas.
- Radang sendi.
- Kejang-kejang.
- Keguguran.
- Bulu kucing rontok atau perubahan warna bulu
- Encephalitis
- Polyneuritis
Selain efek samping diatas, vaksin kucing juga dapat menyebabkan alergi serta reaksi imun terhadap sistem kekebalan tubuh yang berupa:
- Supresi sistem imun akibat pemberian vaksin.
- Terjadinya infeksi multisistemik pada kucing muda.
- Reaksi akibat pemberian imun yang salah atau tidak tepat.
- Kegagalan dalam memberikan imunisasi secara lengkap.
- Tumorigenesis (sarkoma terkait tumor atau tumor lain).
Siapkan tabungan kesehatan hewan nggak ada salahnya
Biaya yang dikeluarkan untuk vaksin itu tergantung dari dimana kamu melakukan vaksin, tipe vaksin kucing yang diberikan, serta dokter hewannya.
Kalau sobat dokterpet belum ada keinginan untuk melakukan vaksin kucing karena kendala biaya, mungkin sobat dokterpet bisa mulai menabung untuk biaya kesehatan kucingmu mulai dari sekarang.
Jika sewaktu-waktu sobat dokterpet memutuskan untuk mau melakukan vaksin, maka bisa diambil dari uang tabungan kesehatan tersebut. Selain itu uang kesehatan tersebut juga bisa digunakan apabila kucingmu butuh perawatan karena sakit.
Jadi tidak ada salahnya menyiapkan tabungan kesehatan hewan sedari sekarang.
Sumber Tulisan
Halodoc (2022). Kapan Sebaiknya Kucing Diberikan Vaksin.
PetHealthNetwork (2022). What Vaccines does My Kitten Need?
PetMD (2022). Kitten Vaccination Schedule and Costs.
Pumpkin (2022). Kitten Vaccination Schedule: A Guide for New cat Owners.
RSPCA (2022). Vaccinating cats and kittens.
Thespurcepets (2022). Vaccination Schedule for Kittens.
VCAHospitals (2022). Reccomendation for New Kitten Owners.
Sebagai sumber informasi online, Dokter Pet tidak dapat dan tidak memberikan nasihat atau konseling medis khusus. Pemeriksaan fisik menyeluruh, riwayat pasien, dan hubungan antara dokter hewan-pasien-klien diperlukan untuk memberikan nasihat medis khusus.
Kalau kamu khawatir hewan peliharaanmu mengalami keadaan darurat atau jika kamu memiliki pertanyaan medis khusus terkait dengan kondisi medis hewan peliharaanmu saat ini, silakan hubungi atau kunjungi dokter hewan terdekat.
0 Komentar