Sebelum kucing keluar rumah tanpa pengawasan, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan oleh pemilik. Selain memastikan kucing dalam kondisi sehat, langkah seperti melengkapi kucing dengan kalung identitas atau microchip bisa membantu jika kucing tersesat....
Ngga Nyangka! Ternyata Ini lho 9 Bahaya Kucing Makan Tikus
Hai Pet Lovers, pernahkah kamu menjumpai kucing peliharaanmu berburu tikus?
Kadang mereka akan membawa hewan buruannya ke rumah sebagai hadiah untuk tuannya, tapi ada sebagian lagi kucing yang lebih memilih untuk memakan buruannya.
Kita semua tau kucing suka berburu tikus. Tapi taukah kamu ada bahaya yang mengancam kalau sampai kucing makan tikus?
Kenapa kucing berburu tikus?
Aslinya kucing itu adalah binatang buas, predator, puncak rantai makanan.
Dialam liar, kucing bertahan hidup dengan berburu mangsa yang lebih kecil dari mereka. Meskipun sekarang sudah didomestikasi kucing tetap saja memiliki insting berburu yang kuat. Berdasarkan sejarah, usaha domestikasi kucing sekitar tahun 4.000 SM di Mesir. Saat itu kucing digunakan untuk menjaga sebuah toko pangan agar terhindar dari serangan tikus.
Sekarang, kebanyakan kucing peliharaan berburu hanya untuk bersenang-senang saja.
Pet Lovers pasti pernah lihat saat kucing membawa pulang mangsanya dalam keadaan hidup, bermain-main (lepas – kejar – tangkap, begitu aja terus sampai mangsanya mati), tapi si kucing tidak pernah memakannya.
Nah, karena naluri alam ini tetap ada, maka penting banget bagi kucing untuk bisa melepaskan hasrat ini.
Mainan kucing bisa membantu kucing Pet Lovers melepaskan hasrat berburu tanpa perlu harus menangkap mangsa hidup. Tapi, sebagian besar kucing tetap saja akan mengintai dan menangkap mangsa jika ada kesempatan, tidak peduli meskipun mereka sebetulnya sudah makan dengan kenyang di rumah.
Apakah semua kucing makan tikus?
Ngga kog. Tidak semua kucing makan tikus, alasannya karena kucing tersebut kehilangan naluri membunuh.
Kucing belajar berburu dan membunuh dari ibunya saat mereka kecil. Nah, kucing peliharaan akan diajari berburu oleh induknya, tapi tidak untuk membunuh.
Coba Pet Lovers amati bagaimana interaksi induk kucing dengan si kitten.
Si induk akan mengendap-ngendap dan menerkam anaknya, setelah itu gantian si kitten yang akan mengendap-ngendap dan menerkam ibunya. Itulah proses belajar berburu anak kucing.
Tapi itu semua dilakukan hanya untuk bersenang-senang.
Mereka tidak perlu membunuh karena kucing peliharaan sudah kenyang dengan makanan yang Pet Lovers berikan setiap hari.
Jadi untuk apa mereka harus membunuh tikus?
Tapi bukan berarti mereka sama sekali tidak akan makan tikus ya, bisa jadi kucing makan tikus karena mereka kekurangan taurin.
Apa itu taurin dan apa pentingnya bagi kucing?
Secara umum, kucing dan manusia memiliki kebutuhan nutrisi yang mirip.
Jenis vitamin, mineral, asam amino, dan asam lemak yang penting bagi manusia juga penting bagi kucing. Taurin pun demikian.
Taurin diperlukan untuk kesehatan mata, saluran cerna, jantung, dan sistem kekebalan tubuh. Kucing hamil juga sangat memerlukan taurin agar anak-anaknya dapat berkembang dan tumbuh dengan baik.
Masalahnya, tidak seperti manusia, kucing tidak cukup memproduksi taurin pada tubuhnya. Sehingga satu-satunya sumber taurin tambahan bagi kucing adalah dari makanannya.
Taurin banyak dijumpai pada protein hewani, sehingga penting bagi kucing untuk mengonsumsi daging segar dalam makanannya agar dapat mencukupi kebutuhan taurin.
Masalah lain adalah, pemanasan pada makanan dapat menyebabkan taurin menghilang.
Kekurangan taurin pada kucing akan menyebabkan :
- Sel-sel pada retina kucing mengalami penurunan kualitas,
- Otot pada jantung melemah,
- Gangguan pencernaan,
- Lesu dan lemas,
- Bulu dan kulit yang tidak sehat.
Itulah alasan kenapa terkadang kucing makan tikus sebagai sumber taurin.
Lalu, Kenapa kucing makan tikus itu berbahaya?
Memang tikus adalah sumber taurin yang bagus bagi kucing, karena :
- Sumber protein hewani alami (protein hewani = sumber taurin),
- Tidak ada proses pemanasan saat makan, sehingga taurin tidak hilang.
Tapi, kucing makan tikus itu memiliki lebih banyak potensi bahaya daripada manfaatnya. Pet Lovers bisa memberikan sumber taurin selain tikus kog, seperti daging, udang, ikan, dan telur.
9 bahaya yang mengintai saat kucing makan tikus:
- Toksoplasmosis,
- Tularemia (rabbit fever),
- Yersinia Pestis (penyakit Pes),
- Leptospirosis,
- Hantavirus,
- Serangan parasit:
- Cacing gelang (roundworm),
- Cacing pita (tapeworm),
- Kutu.
- Keracunan racun tikus.
Kalau Pet Lovers melihat kucing peliharaanmu membawa tikus dimulutnya, coba buat dia melepaskannya. Makin cepat kamu memisahkan kucing dari tikus, makin besar kemungkinan kucing tetap aman.
Tapi kalau kamu mengetahui kucing makan tikus, mungkin kamu perlu waspada dan mengidentifikasi perilakunya yang berkaitan dengan penyakit sebelum menemui dokter hewan.
Apapun itu, akan lebih baik jika Pet Lovers bisa mencegah kucing memangsa hewan pengerat yang satu ini.
1. Akibat kucing makan tikus, dia berpotensi terinfeksi Toksoplasmosis dari tikus.
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma gondii.
Toxoplasmosis bisa menginfeksi berbagai macam jenis hewan dan juga manusia. Namun, kucing adalah inang yang ideal bagi Toxoplasma karena kucing adalah hewan dimana parasit ini dapat menyelesaikan siklus hidupnya.
Jadi Toxoplasma itu bukan virus atau bakteri ya, tapi parasit. Nah, parasit ini hidup di tanah, dan begitulah tikus bisa terinfeksi parasit ini.
Kucing terinfeksi oleh Toxoplasma gondii dengan menelan parasit ini. Paling sering terjadi ketika kucing makan tikus yang terinfeksi oleh parasit.
Cara lain kucing bisa terinfeksi adalah pada saat mereka sedang grooming mandiri (menjilat badan dan bulu) setelah si kucing main-main dari luar, bulu mereka kena tanah atau feses yang terinfeksi.
Kucing yang terinfeksi akan mengeluarkan toksoplasmosis melalui feses. Celakanya, kucing yang terinfeksi sering kali tidak menunjukkan ada gejala sakit apapun.
Dalam kasus yang langka, kucing mungkin memiliki gejala:
- Lesu,
- Mengalami masalah pencernaan,
- Masalah pernafasan.
Tapi, banyak kucing yang akan tetap menjadi silent carrier sepanjang hidupnya.
Manusia bisa tertular Toksoplasmosis dari kucing.
Toksoplasmosis menular jika parasit ini masuk ke mulut manusia.
Jadi Pet Lovers, biasakan selalu cuci tangan setelah membersihkan pup kucing. Dan juga jangan biasakan cium-cium kucing, karena siapa sangka ternyata pada bulu kucing terkena feses ketika kucing sedang pup.
Toksoplasmosis bisa menyebabkan komplikasi yang serius pada ibu hamil dan orang dengan sistem imun yang rendah.
Tapi, pada orang dengan sistem imun yang kuat, biasanya tidak menunjukkan gejala apapun.
Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh virus Toksoplasma pada manusia, seperti kehamilan dan bayi, Dokterpet sangat menyarankan agar kamu membaca artikel pengaruh Toksoplasma pada wanita hamil.
2. Kucing bisa kena Tularemia (rabbit fever).
Tularemia adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini berbahaya dan dapat mematikan sehingga memerlukan pengobatan yang cepat dan intensif.
Gejala paling utama adalah demam parah yang menyerang kucing secara tiba-tiba. Suhu badan kucing bisa naik hingga 40 derajat celcius saat terinfeksi Tularemia.
Gejala lain Tularemia:
- Bengkak dan nyeri di perut,
- Kelenjar getah bening membengkak,
- Warna kulit menguning,
- Denyut jantung lambat,
- Buang air kecil terus menerus.
Kalau terdeteksi dini, tularemia bisa disembuhkan dengan bantuan cairan infus dan antibiotik. Tapi, perlu Pet Lovers ketahui bahwa tingkat kematian akibat tularemia ini cukup tinggi.
Saran Dokter Pet adalah berikan vaksin pada kucing sebagi perlindungan awal.
3. Penyakit Pes yang mengancam nyawa.
Penyakit Pes atau sampar merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Yersinia Pestis. Pes lebih dikenal dengan istilah “Black Death”, yaitu wabah yang terjadi pada abad pertengahan (tahun 1346-1353) yang mengakibatkan kematian 75-200 juta manusia.
Pes ditularkan oleh kutu yang menggigit tikus. Kutu akan membawa bakteri, dan ketika kutu menggigit kucing bakteri akan menginfeksi darah kucing.
Begitu berada di dalam darah, bakteri melakukan perjalanan ke kelenjar getah bening. Dari sini, penyakit bermutasi dan berdampak pada paru-paru.
Gejala Yersinia Pestis yang umum terlihat:
- Demam tinggi,
- Lesu,
- Pembengkakan kelanjar getah bening,
- Muntah dan diare,
- Batuk,
- Luka pada mulut,
- Keluar cairan dari mata dan mulut,
- Abses pada kulit,
- Penurunan berat badan.
Journal of Medical Entomology menggambarkan demam berkelanjutan sebagai gejala yang paling mengkhawatirkan. Dalam sebuah penelitian terhadap 16 kucing yang didiagnosis wabah, 6 mati. Semua kucing ini mengalami suhu tubuh yang tinggi.
4. Leptospirosis.
Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang merusak seluruh organ kucing yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini paling sering ditemukan dalam urin tikus.
Kucing yang makan tikus akan terpapar dengan urin tikus.
Ketika leptospirosis menyerang kucing, bakteri akan masuk kedalam kulit kemudian berkembang biak dan bisa merusak jaringan mata, hati, ginjal, dan sistem saraf kucing.
Meskipun leptospirosis jarang terjadi pada kucing, manusia cukup rentan terhadap penyakit tersebut. Kucing mungkin membawa tikus yang terinfeksi ke rumah, membuat Pet Lovers dan hewan peliharaan lainnya terpapar penyakit.
Leptospirosis menyebabkan gejala mirip flu dan dapat menyebabkan penyakit hati pada anjing dan manusia.
5. Hantavirus.
Kucing dapat terinfeksi oleh hantavirus tetapi tidak menunjukkan gejala, oleh karena itu virus tidak berbahaya bagi mereka. Selain itu, kucing tidak dapat menularkan hantavirus kepada manusia.
Tapi, manusia bisa tertular hantavirus dari tikus yang dibawa oleh kucing. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan resiko manusia tertular hantavirus:
- Menyentuh feses, liur, atau urine, dari tikus yang terinfeksi hantavirus,
- Menghirup partikel udara yang mengandung hantavirus,
- Menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan kucing yang terkontaminasi hantavirus.
Penyakit hantavirus tergolong langka, tapi cukup berbahaya. Tingkat kematian akibat hantavirus pulmonary syndrome sekitar 40%, dan pada hemorrhagic fever with renal syndrome sekitar 5–15%
6. Serangan parasit.
Tikus bisa menjadi inang bagi kutu dan parasit usus, sehingga risiko kucing terpapar menjadi sangat tinggi ketika kucing makan tikus.
a. Cacing gelang (roundworm).
Tikus bisa membawa larva cacing gelang pada tubuhnya. Pada saat kucing makan tikus, larva masuk ke dalam usus kucing dan berkembang menjadi cacing gelang dewasa.
Memang cacing gelang adalah parasit yang umum menginfeksi kucing. Hampir semua kucing pernah terinfeksi parasit ini.
Gejala kucing yang terinfeksi cacing gelang:
- Muntah (biasanya keluar cacing),
- Bulu terlihat kusam dan tidak mengkilap,
- Berat badan menurun,
- Feses kucing ada cacingnya.
Pengobatan cacing gelang ini sangat mudah, cukup berikan obat cacing khusus kucing sesuai dengan resep dokter.
Ingat ya Pet Lovers, harus sesuai resep dokter. Jika tidak sesuai, ada kemungkinan cacing gelang masih bisa hidup meskipun sudah minum obat cacing atau malah kucing bisa overdosis kalau dosis terlalu banyak.
B. Cacing pita (tapeworm).
Cacing pita adalah parasit yang hidup dalam usus kucing. Panjang cacing pita dewasa biasanya sekitar 20 cm.
Cacing pita bisa memecah diri mereka dan menginfeksi bagian tubuh lain kucing.
Biasanya, kucing yang terinfeksi parasit ini tidak memiliki gejala apapun. Tapi kalau infeksinya sudah parah, kucing bisa kurus secara tiba-tiba dan saat pup akan terlihat bintik kecil seperti nasi berwarna putih pada feses kucing.
Cacing ini akan memakan semua nutrisi dari makanan yang dimakan kucing sebelum sempat dicerna, sehingga hal ini akan mempengaruhi kesehatan jangka panjang si kucing.
c. Kutu.
Banyak penyakit yang bisa ditularkan oleh kutu, sebagai contoh penyakit Pes, Rickettsia, dll. Kutu bisa lompat dari satu hewan ke hewan yang lain, dan masing-masing hewan ini mungkin membawa penyakit yang berbeda-beda.
Kutu sendiri tidak perlu harus menempel pada kucing untuk menularkan penyakit. Saat kucing menggigit tikus, akan ada kemungkinan kutu ikut tergigit atau termakan, dan darah kutu bisa menjadi medium infeksi penyakit pada mulut kucing.
7. Kucing bisa ikut keracunan racun tikus saat kucing makan tikus.
Kucing bisa ikut keracunan jika dia makan tikus yang sebelumnya sudah terkena racun tikus.
Racun tikus jelas sangat berbahaya dan bisa mematikan bagi kucing meskipun dalam jumlah yang kecil.
Ada banyak jenis racun tikus yang beredar di pasaran, jadi gejala yang mungkin muncul bisa bermacam-macam. Gejala umum yang mungkin muncul:
- Lesu,
- Muntah-muntah hebat,
- Kejang,
- Gusi pucat,
- Mulut berbuih, dll.
Kalau Pet Lovers menemukan tanda keracunan pada kucing, kamu harus segera mencari pertolongan dokter hewan.
Jangan pernah mencoba untuk menangani kasus keracunan pada kucing sendirian, dan jangan coba membuat kucing memuntahkan racunnya. Tidak akan berhasil dan justru makin menyakiti kucing.
Cara melindungi dirimu dan kucing dari bahaya tikus.
Pet Lovers tidak perlu panik ya saat melihat kucing membawa tikus mati. Cukup lepaskan dengan tenang agar mencegah kucing memakan tikus tersebut.
Bahaya
Selalu kenakan sarung tangan saat memegang tikus. Dan penggunaan masker sangat disarankan sebagai lapisan perlindungan tambahan dari Hantavirus.
Setelah kucing terpapar dengan tikus, ada baiknya Pet Lover mengamati kondisi kesehatan kucing selama beberapa hari. Hubungi dokter hewan segera jika kucing menunjukkan gejala sakit.
Pertimbangkan untuk memberi vaksinasi secara berkala pada kucing sehingga daya tahan tubuhnya lebih kuat.
Hindari juga penggunaan racun tikus di sekitar rumah.
Dan, tips terakhir adalah jaga kucing agar selalu di dalam rumah.
Bagaimana cara menghentikan kebiasaan kucing makan tikus?
Kita tidak bisa melawan naluri alam kucing untuk berburu, jadi marah-marah tidak akan pernah menyelesaikan masalah ini. Agar kita bisa menghentikan kebiasaan kucing makan tikus, atau setidaknya mengurangi, beberapa tips ini bisa kamu coba:
- Sering ajak kucing bermain. Bisa dengan tali, bola, mainan kucing, apapun. Buat mereka berlari dan mengejar mainan itu sehingga hasrat berburu mereka bisa terpuaskan.
- Jangan biarkan kucing keluar pada jam-jam tikus keluar. Pada saat matahari terbenam hingga pagi hari.
- Pakaikan kalung kucing. Suara bel pada kalung akan membuat mangsa jadi waspada akan kedatangan si kucing, sehingga akan ada kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri.
Sumber Tulisan
Taurine Deficiency in Cats. National Animal Supplement Council, 2015
Laidlaw SA, Grosvenor M, Kopple JD. The taurine content of common foodstuffs. JPEN J Parenter Enteral Nutr. 1990 Mar-Apr;14(2):183-8. doi: 10.1177/0148607190014002183. Erratum in: JPEN J Parenter Enteral Nutr 1990 Jul-Aug;14(4):380. PMID: 2352336.
Toxoplasmosis in Cats. Cornell University College Of Veterinary Medicine
Peter W. Gasper, Allan M. Barnes, Thomas J. Quan, Jacqueline P. Benziger, Leon G. Carter, Mala L. Beard, Gary O. Maupin, Plague (Yersinia pestis) in Cats: Description of Experimentally Induced Disease, Journal of Medical Entomology, Volume 30, Issue 1, 1 January 1993, Pages 20–26, https://doi.org/10.1093/jmedent/30.1.20
Overview Of Leptospirosis. Merk Veterinary Manual
Sebagai sumber informasi online, Dokter Pet tidak dapat dan tidak memberikan nasihat atau konseling medis khusus. Pemeriksaan fisik menyeluruh, riwayat pasien, dan hubungan antara dokter hewan-pasien-klien diperlukan untuk memberikan nasihat medis khusus.
Kalau kamu khawatir hewan peliharaanmu mengalami keadaan darurat atau jika kamu memiliki pertanyaan medis khusus terkait dengan kondisi medis hewan peliharaanmu saat ini, silakan hubungi atau kunjungi dokter hewan terdekat.
0 Komentar